Puisi - Manusia Kota

Manusia Kota

Irawani


Telinga menyapa sentuhan Tuhan
Hati terenyuh, tiba lupa tertahan
Angin bersiul melewati pori kulit
Karbondioksida dihirup, paru-paru diracun terlilit

Jiwa kota memang sulit
Manusia tak kuat harinya terus sakit
Membaca koran mengurangi hidupnya semenit
Televisi membuatnya semakin menjerit

Manusia kota terdikte sejak lama
Bekerja, 
Atau
Hidup hanya sia-sia

Sistem sosial bukan menjadi soal
Ini permasalahan dikte para pemodal
Sehingga kualitas hidup adalah mengenai jumlah nominal
Bukan lagi etika dan imparsial

Itulah hidup manusia kota
Ibakanlah mereka,
Hancur sebagai subjek sistem pekerja
Siapa penolongnya ? jangan tanya siapa
Jangan tanya juga agama
Karena kini agama hanya menjual neraka surga
Jauh konteks dari awal mulanya





Komentar